"wedi kualat aku."
apa beda iblis karo sira.?
"AKU KUE WONG ISLAM,"
Anake gunderuwo"
petruk ya kabur karo nancep kayon.
Sampai dengan hari banyak orang beranggapan bahwa komunisme adalah ideologi yang tidak mempercayaiakan ada nya tuhan. Orang yang selalu mengutip teori-teori Karl Marx selalu di labeli orang yang anti akan agama. Ini semua berawal dari propaganda yang di lakukan pada rezim orde baru. Karena sebelum orde baru berkuasa kita semua tahu kekuatan komunisme begitu kuat di indonesia. salah satu cara rezim orde baru untuk membunuh dan membungkam ideologi komunisme atau paham Marxisme adalah membenturkan agama dengan ideologi komunisme dan juga pemikiran-pemikirannya. Untuk itu kita perlu menyegarkan kembali alasan-alasan Marx melakukan kritik terhadap agama. Agar kita semua dapat membuka kembali mata kita pada realitas sosial dan mengkorelasikan nya dengan teori dan pernyataan-pernyataan Marx.
Untuk dapat mengetahui alasan Marx melakukan kritik terhadap agama, perlu kita pahami terlebih dahulu secara teoritis. Ada dua aliran besar teori yang sampai dengan saat ini terus mengalami evolusi karena tuntutan keadaan yang semakin berkembang. Kita bedakan terlebih dahulu antara Materialisme dan Idealisme. Secara filsafat Materialisme adalah cara berpikir yang objektif, karena pandangannya bertitik tolak pada materi ( kenyatan objektif ), yang dapat diamati langsung oleh semua manusia melalui pancaindra. misal nya, jiwa adalah sesuatu yang tidak dapat di ketahui atau dirasakan oleh indrawi oleh karena itu jiwa bukan sesuatu yang ada atau bermateri. Cara berpikir materialisme pada akhir nya melahirkan ilmu pengetahuan alam dan sosial. Sedang kan Teori idealisme mempunyai cara berpikir yang subjektif, karena pandangan nya bertitik tolak dari ide (pikiran), diamana setiap manusia mempunyai pikiran yang berbeda-beda karena kepentingan hidupnya berbeda-beda. Aliran idealisme dapat menafsirkan alam dan sosial atas dasar kepentingan nya. Misalnya, konsep tentang surga, itu kan sesuatu yang tidak perna ada dalam kenyataan. Karena tidak ada satu manusia pun yang perna ke surga lalu menjelaskan apa yang ada disana, serta aturan-aturan apa yang berlaku disana. Tidak ada manusia yang mengalami secara empirik mengenai surga.
Mengapa materialisme melahirkan pengetahuan yang ilmia karena obyek pengetahuan ilmia adalah materi. Secara filsafat materi ialah segala sesuatu yang ada secara obyektif, ada diluar ide atau diluar kemauan manusia. Materi adalah sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra manusia. Bebeda dengan idealisme, ia adalah hasil dari ide (pikiran )tentu nya tentang konsep ketuhanan atau agama. Karena agama adalah pengatahuan yang dihasilkan dari wahyu lalu disajikan melalui kitab suci. Dan jika orang beragama tentu ia mempercayai tuhan, tetapi tuhan tidak dapat dilihat melalui kemampuan pancaindrawi nya. Aspek pokok dari agama ialah iman yaitu percaya dan yakin akan ada nya tuhan. Bahwa semesta alam diciptakan oleh tuhan.
Pijakan Marx dalam melakuan anlisis nya adalah berdasarkan historis dan empiris yang ilmia. Oleh karena itu Marx menggunakan nya dengan dasar-dasar materialisme yang tidak berhubungan dengan teologi. Dan Marx mengangap bahwa agama hanya menjadi pelampisan penderitaan yang dialami manusia dengankhyalan-khyalan nya akan kebahgiaan yang berupa ilusi. Memang tidak ada hubungan nya penindasan akan takdir yang sudah ditentukan oleh tuhan, karena Marx lebih mengangap penderitaan yang dirasakan buruh bukan ditentukan oleh tuhan tapi hasil dari strategi kapitalisme dalam melakukan penghisapan.
Marx telah menemukan satu fakta sederhana, bahwa yang pertama kali dicari manusia adalah makan, minuman, tempat bernaung, dan pakaian. Jahu sebelum mereka ,mengejar apa itu politik, ilmu pengetahuan, seni dan agama. Perlu kita tahu bahwa Marx tidak perna memberikan teori agama secara terperinci, karena masalah agama hanya merupakan salah satu bagian dari totalitas pemikiran nya. Marx adalah pencetuskomunisme, karena komunisme bukan hanya mempunyai teori tentang politik, masyrakat dan ekonomi, tapi juga merasuki seluruh visi kehidupan manusia. Dengan landasan filosofis tentang kedudukan manusia dalam alam semesta ini.
Pada mula nya pemikiran Marx bertentangan dengan agama ketika Marx melakukan kritik pada Hegel mengenai teori idealisme yang dicetuskan nya. Idealisme Hegelian yang beranggapan bahwa segala sesuatu yang bersifat material adalah sekunder. Sedangkan realitas sebenarnya adalah “roh absolut” yang dalam ajaran agama disebut dengan tuhan. Berbeda dengan Marx menjadikan materialsme tersebut sebagaititik pusat pandangan nya. Menurut Marx, dalam agama, tuhan selalu disembah dan dipatuhi, padahal semua itu “kepunyaan” manusia. Sampai dalam bidang politik pun, Hegel membuat kesalahan yang sangat besar, karena memandang pemerintahan di negara moderen sebagai ekspresi dari Ide Absolut yang paling nyata, dengan konklusi konservatif bahwa seluruh masyrakat harus mengurungkan keinginan dan kepentingan pribadi mereka demi mengetumakan raja dan penguasa. Namn Marx mempertanyakan, tetapi, kenapa manusia memilih jalan yang memberikan seluruh keagungan dan kepatuhan nya kepada tuhan atau penguasa ? karena menurut Marx, hal itu bukan lantaran di sana benar-benar ada tuhan atau penguasa yang patut di patuhi, melainkan karena ada sesuatu yang salah dalam pikiran manusia dalam titik kesadaran kita.
Ini lah awal kritik keras Marx terhadap agama, Membicarakan hal-hal yang termasuk ideologi dan suprastruktur yang pada akhirnya akan menggiring kita ke dalam pembicaran tentang agama. Menurut Marx, agama sama-sekali adalah sebuah ilusi. Agama adalah bentuk ideologi yang paling ekstrem dan nyata- sebuah sistem kepercayaan yang tujuan utamanya adalah dapat memberikan alasan dan hukum-hukum agar seluruh tatanan dalam masyrakat bisa berjalan sesuai dengan keinginan penguasa. Pada kenyataannya, agama sangat bergantung pada kondisi ekonomi/material, sebab tidak ada satu doktrin dan kepercayaan-kepercayaan agama mempunyai nilai-nilai independen. Walaupun doktrin satu agama berbeda dengan agama lain, namun bentuk-bentuk spesifik yang ada dialami berbagai masyrakat pada akhirnya tergantung pada satu hal, yaitu kondisi sosial kehidupan yang pasti juga bergantung pada kekuatan materi yang mengatur masyrakat dimana pun dan kapan pun.
Disini Marx mencoba untuk menegaskan bahwa agama tak boleh merampas potensi-potensi ideal kehidupan alami manusia dan mengarahkan nya kepada sebuah realitas asing dan unnatural yang kita sebut tuhan. Berdasarkan titik tolak Marx inilah, pikiran manusia mengenai kondisi realitas harus ada pada kerangka objektif. Karena jika pikiran masih diracuni hal-hal ukrawi? Bagaimana bisa mengorganisir kekuatan, merencanakan perlawanan dan memulai revolusi, kalau harapan akan kehidupan surgawi menyebabkan mereka tidak ingin merubah semua itu kecuali dengan mempergunakan langkah-langkah yang ada dalam ritual dan upacara-upacara untuk kehidupan surgawi.
Jadi ini adalah pandagan Marx, bahwa pada masa itu agama telah membuat pandangan mereka hanya tertuju ke atas, kepada tuhan, padahal seharusnya pandangan itu ditunjukan ke bawah untuk melihat ketidakadilan kehidupan material mereka, ke dalam kehidupan fasis mereka sendiri. Secara eksplisit Marx telah memisahkan persoalan agama/surgawi dengan persoalan realitas material yang objektif. Begitu pun dengan pandangan tentang bagaimana kita bernegara, agama adalah sesuatu yang Absolut dan seharus nya bersifat privat. Konteks kekinian nya adalah, orang yang memlih berideologi komunisme atau menganut pemikiran-pemikiran Marx bukan berarti anti agama. Kita hanya mencoba untuk memisahkan antara privat dan publik, beragama dan bernegara.
Daftar pustaka
Dr. Darsono Prawironegoro, filsafat ilmu, Jakarta: Nusantara Consuliting, 2010
Daniel L. Pals, Seven theories ofreligion, Banguntapan Jogjakarta: IRCiSoD, 2012